Magetan, Babinsa Desa lembeyan wetan Serda Edy Ruswanto pantau
pengesahan ayam jago kluruk (berkokok) bertempat digedung serbaguna Desa
lembeyan wetan,Kec.Lembeyan.Kamis(29/08/2019).
Mendadak gaduh layaknya pasar
ayam diBalai Desa Lembeyan wetan , ternyata para pesilat dari perguruan
Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) tengah mengikuti kegiatan tes ayam jago
yang digelar oleh PSHT Ranting Kec.Lembeyan,Kab.Magetan dan diikuti oleh
196 peserta sambil membawa Ayam Jago.
Dengan tertib mereka antri
bergiliran dipanggil satu persatu menghadap pendekar tingkat dua untuk
melakukan semacam interview di salah satu gedung serbaguna Desa Lembeyan
wetan.Saat itu ada sekitar tiga pendekar tingkat dua yang tengah berdialog
dengan para pesilat sambil membawa ayamnya.
Selain berdialog, pendekar
tingkat dua itu juga memeriksa ayam yang dibawah oleh pesilat, kemudian ayam
itu dilepas keatas hingga mendarat kembali dan membiarkan ayam berwana hitam
kombinasi merah berjalan disekitar pemiliknya.
Menurut Ketua Pengesahan ayam
Jago PSH Terate Ranting Lembeyan Bapak H.Nasrudin ritual ini sebagai syarat
untuk mengikuti pengesahan keluarga PSHT. ?Mereka sudah berlatih di perguruan
selama hampir 1 (satu) tahun mulai sabuk hitam hingga sabuk putih kecil. Nah
ritual itu untuk mengesahkan mereka diterima sebagai keluarga besar PSHT,?
paparnya.
Saat disinggung mengapa harus
wajib membawa ayam,Bapak H Nasrudin menerangkan, ayam jago sebagai simbol
keberanian. Sehingga anggota PSHT diharapkan bisa memiliki jiwa kepemimpinan
yang berani, jujur, tegas dan bijaksana.
Menariknya, ayam jago itu sudah
dipelihara sejak masih kecil kemudian dirawat hingga menjelma menjadi ayam yang
kuat dan sehat? Bahkan saat membeli anak ayam itu juga tidak boleh ditawar,
jadi begitu penjual menetapkan harga langsung dibeli,? Pungkasnya.
Saat ayam dibawa dan dihadapan ke
pendekar kelas dua kondisinya juga harus sehat tanpa cacat. ?Dari ayam itu kita
bisa mengetahui sifat maupun karakter pemiliknya.Ada ayam saat dilepas dia
menyerang, ada juga yang diam. Bahkan ada yang tidak begitu peduli dengan
lingkungan. Nah kondisi ini mencerminkan karakter pemiliknya. Tugas kami
(pendekar tingkat dua) wajib memberi wejangan kepada pemiliknya,? katanya.
Nuryanto S.pd menyampaikan tidak
bisa memberikan kriteria ayam jago ideal.?Semua tidak ada yang sempurna, jadi
pasti ada kelebihan dan kekurangannya,? katanya.
Nantinya ayam-ayam tersebut akan
disembelih dan dimasak oleh para pemiliknya dan dihidangkan pada acara
pengesahan tepat pada malam satu suro.
Sementara itu salah satu pesilat,
Supendi mengaku sudah memelihara ayam tersebut dari kecil hingga berusia
sekitar 1,5 tahun. Bahkan ia sangat menyanginya. ?Saya merawat dan
memperhatikan kesehatan ayam itu untuk acara ini,? katanya.
Demikian juga dengan Aulia fitri
dari PSHT , remaja berjilbab itu juga tidak ragu-ragu untuk mengelus ayam yang
sudah dirawatnya sejak masih kecil hingga menjadi dewasa. ?Baru kali ini saya
merawat ayam,? katanya.
Saat ditanya apakah mereka rela
jika ayam itu nantinya disembelih dan dimasak untuk hidangan pada acara
pengesahan, keduanya mengaku tidak tega dan merasa sayang? Mungkin perguruan
mengajarkan kita untuk belajar ikhlas,? kata peserta lainnya.(R-12)